Perkenalkan, nama saya Ghassani Aghnia, atau bisa dipanggil Ghassani. Saya lahir di kota Bandung pada hari Selasa dini hari tanggal 23 Juni 1998. Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara. Sekarang, saya sedang menempuh pendidikan jenjang S1 Psikologi di Universitas Gunadarma Depok. Di sini, saya akan menceritakan perjalanan hidup saya dalam bidang kreativitas dan keberbakatan.
Sewaktu TK, saya mengikuti kelas sempoa. Saya senang sekali belajar sempoa saat itu karena setiap habis belajar, saya akan mendapatkan sebuah stiker untuk ditempel di sempoa saya. Saya pun mengikuti lomba sempoa dan menang juara harapan III saat itu. Pada acara perpisahan TK, saya menari adat Padang, walaupun saat itu saya sedang sakit mata, namun saya diiming-imingi bertemu badut favorit saya, akhirnya saya tetap maju.
Masuk ke SD, saya senang sekali di sana ada mata pelajaran sempoa, karena saat TK saya sudah belajar sempoa, akhirnya saya masuk ke kelas yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, saat saya kelas dua SD saya harus pindah rumah dan tentunya, pindah sekolah juga. Akhirnya lama kelamaan sempoa pun saya lupakan. Di SD ini saya menemukan hobi baru, yaitu menggambar. Saat itu juga saya senang membaca dan menulis cerita. Setiap bulan, saya selalu diberi jatah untuk membeli buku dan buku favorit saya adalah serial Rinald. Saya sangat suka dengan cerita-cerita fiksi sampai akhirnya saya membuat novel saya sendiri. Saat itu saya menulis cerita tentang dua karakter perempuan, yang satu senang dengan eksak dan yang satunya senang dengan kesenian. Namun akhirnya tidak saya lanjutkan karena komputer di rumah saya rusak.
Pelajaran favorit saya adalah saat pelajaran kesenian. Saya akan membiarkan tangan saya kotor karena krayon yang saya gunakan demi mendapatkan hasil yang bagus. Disaat yang lain menggambar dengan pensil terlebih dahulu, saya memberanikan diri saya untuk langsung menggambar dengan krayon. Saya sangat suka menggambar. Saat SD juga, saya ikut les piano. Namun tidak berjalan lama karena saya yang malas berlatih di rumah karena saya tidak suka dengan keyboard yang ada di rumah. Akhirnya saya berhenti les piano padahal baru satu lagu yang dipelajari yaitu lagu Ibu Kita Kartini. Dan saya pun menyesal hingga saat ini..
Karena berhenti les piano, akhirnya saya kerahkan minat saya pada pianika. Saya selalu senang ketika menjadi bagian yang memainkan pianika pada saat menjadi petugas upacara. Saya senang berlatih pianika memainkan lagu-lagu yang saya pelajari. Sampai akhirnya saya mencoba memainkan lagu-lagu yang saat itu sedang hits. Saat pelajaran kesenian dan semua diminta untuk bernyanyi, saya senang sekali. Namun perasaan gugup selalu menghantui saya hingga tiba saatnya saya maju ke depan, perasaan gugup itu saya hilangkan dan akhirnya saya menikmati setiap detiknya.
Saat SD saya termasuk siswa yang aktif. Saya mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Saya adalah tim inti dari pramuka saat itu. Saya sering ditunjuk mendai ketua dalam kelompok saya. Saya senang memimpin teman-teman saya. Kegiatan seperti Jambore dan camping sudah pernah saya lakukan.
Akhirnya saya masuk ke jenjang SMP. Di sini, minat menggambar saya masih ada namun sudah mulai berkurang. Saya sempat tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler tari saman namun saya sadar, passion saya bukan pada bidang menari. Sampai akhirnya saya menyadari satu hal, saya senang sekali memotret. Ketika bertemu dengan kamera, rasanya sulit sekali melepaskan kamera tersebut dari genggaman saya. Saya akhirnya mendapatkan tawaran dari tetangga saya untuk memotret di acara perlombaan marching band. Rasanya senang sekali mendapatkan kesempatan untuk 'bermain' dengan kamera yang bisa dibilang profesional. Dengan lensa yang panjang biasa digunakan untuk memotret dari jarak jauh, rasa bangga memenuhi diri saya. Selesai itu, hobi memotret saya tidak berhenti hanya sampai di situ.
Saya pun memasuki jenjang SMA, dan sudah bulat tekad saya, saya harus masuk ekstrakurikuler fotografi. Saat pendaftaran dibuka, saya langsung mengisi formulir tanpa basa-basi. Hari demi hari saya merasa senang sekali mengikuti ekstrakurikuler fotografi. Selain ilmu-ilmu yang saya dapat sangat bermanfaat, saya juga senang dengan orang-orangnya. Mereka baik dan menyenangkan.
Kemudian suatu hari, teman saya dari ekstrakurikuler fotografi yang kebetulan juga teman kelas saya saat itu mengusulkan untuk membentuk tim untuk ikut lomba shortmovie. Akhirnya terbentuklah tim kami yang kami beri nama MID FILMS. Lomba pertama diadakan oleh SMAN 9 Tangerang Selatan yang merupakan kemenangan pertama kami juga. Akhirnya kami mengikuti beberapa lomba yang alhamdulillah, kami menangkan juga.
Pada saat acara closing NepalCup'11 yaitu acara sekolah saya, di sana saya menjadi panitia yang bertugas sebagai dokumenter. Saya saat itu berkesempatan memotret Payung Teduh dari atas panggung.
Hingga sekarang, saya masih senang memotret walaupun hanya dengan kamera handphone. Semakin dewasa, rasa percaya diri saya semakin bertambah walau sedikit demi sedikit. Yang awalnya saya enggan untuk tampil depan kamera, akhirnya punya keberanian untuk jadi yang di depan kamera.
Saya juga mempunyai hobi lain yaitu membaca dan menulis. Saya senang membaca novel-novel fiksi dan setelah selesai membaca, biasanya saya membentuk cerita sendiri dalam kepala saya. Hobi menulis saya juga masih saya jalani walau sekarang hanya sebatas menulis jurnal, dan itupun dilakukan hanya ketika saya memang sedang mood.
Namun, dari semua hobi yang telah saya sebutkan, ada satu hobi yang saya senangi dari kecil hingga sekarang. Saya senang menyanyi. Walaupun jujur, suara saya tidak bagus, tapi saya sangat suka bernyanyi. Yang belakangan saya sadari, hal ini menurun dari ibu saya yang senang menyanyi juga. Walau hanya sebatas penyanyi di kamar mandi, tapi saya tetap dengan senang hati melakukannya..
Berikut adalah beberapa foto yang saya ambil :
Berikut juga saya lampirkan link dari channel YouTube MID FILMS :
Klik di sini
Terimakasih untuk siapapun yang telah membaca. Semoga hidup kalian selalu dalam lindungan Tuhan dan semoga selalu bahagia.
Salam hangat,
Ghassani
Kamis, 21 Desember 2017
Rabu, 29 November 2017
REVIEW JURNAL: Learning under time pressure: Learners who think positively achieve superior learning outcomes from creative teaching methods using picture books
Judul : Learning under
time pressure: Learners who think positively achieve superior learning outcomes
from creative teaching methods using picture books
Tahun : 2017
Volume & Halaman : Vol. 27, Hal. 55-63
Penulis : Chih-Yung Tsaia, Ya-Han Changa, Chia-Lun Lob
Penulis : Chih-Yung Tsaia, Ya-Han Changa, Chia-Lun Lob
Metode : Peserta eksperimen adalah siswa sekolah dasar di Taiwan. Eksperimen dilakukan setiap minggu selama dua periode (kira-kira 80 menit) total 24 jam selama 12 minggu. Para siswa dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing yang dipimpin oleh seorang peneliti yang menerapkan kurikulum. Kelompok dibagi sebagai berikut : Positive Emotion (PE) Time Pressure (TP), dan Positive Emotion and Time Pressure (PE * TP); Kelompok keempat adalah kelompok kontrol yang tidak diberi treatment. Masing-masing kelompok terdiri dari 11 partisipan (N=44, 22 laki-laki dan 22 perempuan)
Kesimpulan
: Studi ini memberikan dasar untuk membuktikan efek positif dari emosi positif
dan tekanan waktu terhadap creative-thinking-based
learning.
Metode yang mengintegrasikan jumlah tekanan waktu dan emosi positif lebih
bermanfaat dalam meningkatkan efektivitas pengajaran daripada metode pengajaran
berbasis kreatif yang biasa. Dalam percobaan tekanan waktu, walaupun para siswa
berusaha mencatat pemikiran mereka sebanyak mungkin, dengan mengabaikan
originalitas dari pemikiran menyebabkan mereka menghasilkan karya yang biasa
saja
Namun, pengajaran berbasis permainan yang
diperkenalkan dalam penelitian ini meningkatkan kesediaan siswa untuk
menggunakan pemikiran dan imajinasi kreatif. Selain itu, meski jumlah peserta
dalam penelitian ini kecil, hasilnya masih cukup jelas melalui statistik
nonparametrik. Hasilnya dapat direferensikan untuk penelitian aktif mengenai
pengajaran di kelas di masa depan, di mana hasil empiris yang lebih relevan
dapat diperoleh. Sebagai kesimpulan, temuan kami dapat menjadi dasar bagi
desain dan pengajaran penelitian berbasis kreativitas dan inovasi di masa depan
untuk mengeksplorasi lebih banyak pemikiran kreatif tersembunyi dalam
pelajar-pelajar muda
Kelebihan : Isi dari jurnal ini lengkap dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti
Minggu, 15 Oktober 2017
HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA ANAK TUNGGAL YANG KEDUA ORANGTUANYA BEKERJA
PENDAHULUAN
Menurut Hadibroto, dkk (2003) menjadi
anak tunggal mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah anak
tunggal tidak perlu bersaing dengan saudara-saudara kandung untuk mendapatkan
perhatian, bantuan, dan sumber daya orangtua. Kerugiannya adalah anak tunggal
tidak pernah merasakan persaingan, dominasi, atau diremehkan oleh saudara, hal
tersebut menunjukkan bahwa anak tunggal mempunyai potensi untuk kesepian.
Banyak juga anak tunggal yang kedua orangtuanya bekerja. Menurut Lake (1986)
orang kesepian adalah orang yang membutuhkan orang lain untuk diajak
berkomunikasi dalam membina suatu hubungan yang khusus.
Manusia
dilahirkan sebagai makhluk sosial, yang artinya manusia tidak akan mampu hidup
sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
Sebagai remaja, interaksi sosial
merupakan hal yang penting karena pada fase ini, remaja paling sering
berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya seperti keluarga dan teman sebaya.
Berdasarkan
hal tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Antara Kesepian dengan Interaksi Sosial pada Remaja Anak Tunggal yang Kedua
Orangtuanya Bekerja”
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kesepian dan
interaksi sosial pada remaja anak tunggal yang kedua orangtuanya bekerja
Manfaat
dari hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran untuk mengembangkan konsep serta teori-teori tentang kesepian dan
interaksi sosial sedangkan secara praktis diharapkan dapat memberikan sumbangan
kepada bidang psikologi sosial serta orangtua yang memiliki anak tunggal
tentang sikap remaja dalam menghadapi kesepian dan berinteraksi sosial.
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi
Variabel-Variabel Penelitian
Terdapat
dua variabel dalam penelitian ini, yaitu satu variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent). Variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
1.
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kesepian (X)
2.
Varibel terikat
(dependent) adalah variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah interaksi sosial (Y)
B. Definisi
Operasional Variabel-Variabel Penelitian
Skor yang diberikan atau diperoleh dari responden berdasarkan
skala pengukuran likert dengan skala 1 s/d 4
C. Populasi
dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mahasiswa fakultas psikologi Universitas Gunadarma Depok.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma Depok dengan kriteria anak
tunggal yang kedua orangtuanya bekerja dengan rentang usia 17-21 tahun sebanyak
50 orang.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
membagikan kuesioner kepada mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma Depok
dengan rentang usia 17-21 sebanyak 50 orang
E. Validitas
dan Reliabilitas
1.
Validitas
Instrumen
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kebenaran suatu tes. Suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes
memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya memiliki konsistensi internal.
2.
Reliabilitas
Instrumen
Reliabilitas
tes adalah tingkat konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat
dipercaya untuk menghasilkan skor yang relatif tidak berubah walaupun diteskan
pada situasi yang berbeda-beda.
F. Teknik
Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk pengujian hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji korelasi
Langganan:
Postingan (Atom)